Makalah Perkembangan Masyarakat Islam Pada Masa Dinasti Ayyubiyyah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Beralihnya
tampuk kekuasaan dari dinasti Fathimiyyah ke tangan dinasti Ayyubiyyah mengakhiri
berkembang luasnya paham syi’ah di Mesir. Shalahuddin membawa pembaharuan bagi
mesir dan merupakan angin segar bagi para penganut Ahli Sunnah wal Jama’ah.
Perkembangan
Dinasti Ayyubiyyah tidak terlepas dari peran besar Shalahudin sendiri. Shalahudin mempunyai dua tugas utama sebagai khalifah
Ayyubiyyah. Pertama, sebagai seorang negarawan yang berhasil mendirikan dinasti
Ayyubiyah. Kedua, sebagai panglima perang salib yang telah berhasil mengalahkan
tentara salib.
Untuk tugas pertama, beliau telah banyak mengadakan
pembangunan, membangun administrasi negara, ekonomi, perdagangan, memajukan
ilmu pengetahuan, membangun madrasah dan sekolah, mengembangkan dalam bidang
kegamaan mazhab Ahli Sunnah wal Jama’ah. Dan untuk tugas kedua beliau telah membangun persatuan
bangsa Arab di bawah naungan Abbasiyah di Baghdad untuk menghadapi agresi
tentara salib, membangun benteng pertahanan militer yang terkenal dengan benteng Solahudin.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
sejarah berdirinya dinasti Al-Ayyubiyah?
2.
Apa saja
perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa dinasti Al-Ayyubiyah?
3.
Siapa saja
tokoh ilmuwan muslim dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa
dinasti Al Ayyubiyah?
4.
Apakah ibrah
perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa dinasti Al-Ayyubiyah untuk
masa kini dan yang akan datang?
5.
Seperti
apakah caranya meneladani sikap keperwiraan Shalahuddin
al-Ayyubi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Berdirinya Dinasti Al-Ayyubiyah
Pendiri Dinasti Ayyubiyah (567 – 648 H / 1171 – 1250 M) adalah Shalahudin Yusuf al-Ayyubi putra dari Najamuddin bin Ayyub lahir di
Takriet 532 H/1137 M meninggal 589 H/ 1193 M dimasyurkan oleh bangsa Eropa
dengan nama Saladin pahlawan perang salib dari keluarga Ayyubiyah suku kurdi.
Dinasti ini berdiri di atas sisa-sisa Dinasti Fatimiyah di Mesir yang bercorak Syi’i dan ia ingin mengembalikannya ke
faham sunni-Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Pada masa Nuruddin
Zanki (gubernur Suriah dari bani Abbasiyah), Shalahuddin diangkat sebagai
panglim tentara di Balbek, kehidupannya penuh dengan perjuangan dan peperangan
karena ditugaskan untuk menghadapi tentara salib dalam merebut kembali Baitul
Maqdis (kota Yerussalem) yang sudah dikuasai selama 92 tahun atau selama 88 m.
1.
Sejarah berdiri Dinasti Al-Ayyubiyah
Dinasti Al-Ayyubiah berdiri di atas
puing-puing Dinasti Fatimiyah di Mesir.Setelah meninggal, Syirkuh di ganti oleh
Salahuddin Al-Ayyubi.Kematian Khalifah Al-Adid dari Fatimiyah pada tahun 567 H/
1171 M Al-Ayyubi. –Ayyubi di akui oleh
khalifah Mesir oleh al-Muhtadi, Dinasti Bani Abbas pada tahun 1175 M. untuk
mengantisifasi pemberontakan dari pengikut Fatimiyah dan serangan dari tentara
Salib. Al-Ayyubi Salahuddin tidak hanya terkenal di kalangan umat Muslim,
tetapi juga dikalangan Kristen karena sifatnya yang ksatria dan pengampun,
lebih-lebih pada saat ia berperang melawan tentara salib. Sultan Salahuddin
Al-Ayyubi juga adalah seorang Ulama. Beliau memberikan catatan kaki dan
berbagai macam penjelasan dalam kitab hadis Abu Dawud.
ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk di
Tikrit. Saat itu baik ayah maupun pamannya mengabdi pada Imaduddin Zangi,
Gubernur Seljuk untuk kota Mousul Irak. Ketika Imaduddin Ayyub (ayah
salahuddin) diangkat menjadi Gubernur Balbek dan menjadi pembantu dekat raja
suriah, bernama Nuruddin Mahmud.Selama di Balbek inilah Salahuddin mengisi masa
mudanya dengan menekuni tekhnik perang Salahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa
kurdi,, strategi, dan politik.Setelah itu, Salahuddin melanjutkan pendidikannya
di Damaskus untuk mempelajari teologi Suni selama 10 tahun.Pada tahun 1169
Salahuddin Al-Ayyubi diangkat menjadi wajir (konselor).
Dengan
meninggalnya Nuruddin (1174 M), Salahuddin Al-Ayyubi menerima gelar Sultan di
Mesir.Disana dia memproklamasikan kemerdekaan dari kaum Seljuk dan mendirikan
Dinasti Al-Ayyubi serta mengembalikan ajaran sunni ke Mesir. Selanjutnya,
Salahuddin Al-Ayyubi memperlebar wilayah kesebelah barat magreb, dan ketika
pamannya pergi ke Nil untuk mendamaikan beberapa pemberontakan dari bekas
pendudkung Fatimiyah, kemudian dia melanjutkan ke Laut Merah untuk menaklukkan
Yaman.
. 2. Sejarah pribadi
Salahuddin Al-Ayyubiyah
Sultan Salahuddin Al-ayyubi merupakan
pahlawan dan panglima Islam yang besar. Pada beliau terkumpul sifat-sifat
berani, wara’, zuhud, khusyu’, pemurah, pemaaf, tegas, dan sifat terfuji
lainnya.
Seorang penulis sejarah mengatakan: Hari kematiannya merupakan
kehilangan besar bagi agama Islam dan kaum Muslimin karena mereka tidak pernah
menderita sejak kehilangan keempat khalifah yang pertama (khulafaur rasyidin).
Istana kerajaan dan dunia diliputi oleh wajah-wajah yang tertunduk, seluruh
kota terbenam dalam dukacita. Dan rakyat mengantarkan jenazahnya sambil di
iringi dengan tangisan dan ratapan.
Sultan Salahuddin menghabiskan waktunya dengan bekerja keras siang dan
malam untuk Islam, hidupnya sangat sederhana, makanannya sederhana, pakaiannya
terbuat dari bahan yang kasar.beliau seanatiasa menjaga waktu-waktu salat dan
mengerjakannya secara berjamaah.
B. Tokoh
Ilmuwan Muslim Peradaban Islam pada Masa Dinasti Al Ayyubiyah
Pada masa dinasti Ayyubiyah,
Shalahuddin al Ayyubi beserta keluarga dan pendiri-pendiri dinasti sangat
memperhatikan kelangsungan berbagai bidang termasuk bidang pendidikan dan
pengetahuan. Sehingga bermunculan tokoh-tokoh ilmuwan yang sangat berpengaruh
pada perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam, mereka di antaranya adalah:
1. Abdul Latif
al Bagdadi dan Al - Hufi, ahli ilmu mantiq dan bayan (bahasa)
2. Syekh Abul
Qasim al Manfalubi, ahli Fiqih
3. Syamsudin
Khalikan, ahli sejarah
4. Abu Abdullah al Quda’i, ahli Fiqih, Hadits dan
Sejarah
5. Abu Abdullah
Muhammad bin Barakat, ahli nahwu
6. Hasan bin
Khatir al Farisi, ahli Fiqih dan Tafsir
7. Maimoonides, ahli ilmu astronomi, ilmu ke-Tuhanan, tabib, dan
terutama sebagai ahli filsafat.
8.
Ibn al Baytar (1246 M), dokter hewan dan medikal. Beberapa karyanya yang sampai
saat ini masih terkenal di wilayah Eropa tentang buku ramuan obat Islam “
Management Of The Drug Store”
9. Sejumlah penulis, sastarawan, dan ilmuwan termuka, seperti Abu Firas Al
Hamadani dan Thayib al Mutanabbi.
C. Ibrah
Perkembangan Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa Dinasti Al-Ayyubiyah untuk
Masa Kini dan Yang Akan Datang
Shalahuddin al Ayyubi sangat
berusaha keras dalam menghadapi perang salib, dan dalam
membentengi umat Islam dari kristenisasi. Misalnya memberi sumber untuk
pembangunan masjid, pembuatan sekolah gratis kepada siswa muslim yang tidak
mampu, dan pemberian sandang pangan bekas namun masih layak pakai. Sikap
seorang negarawan yang tegas dan berani sepertinya patut dicontoh apalagi pada
saat sekarang ini yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada
kepentingan bersama. Seperti sikap tegas Shalahuddin yang langsung mencopot
jabatan para amir yang lemah di mana keberadaan mereka justru mengganggu
gerakan jihad yang mulai digelar olehnya, para aparatur yang melakukan korupsi,
dan yang bersekongkol dengan penjahat dan perampok. Rasa yang sangat
mengutamakan pendidikan dan pengetahuan juga penting untuk dilanjutkan pada
setiap generasi. Karena ilmu dan pendidikan merupakan modal utama untuk menjaga
dan mempertahankan kebudayaan atau peradaban Islam. Ilmu juga mendapat tempat
yang sama pentingnya dengan agama, yaitu untuk mengetahui ajaran-ajaran agama
dan hukum-hukum Islam.
Melihat perjuangan dari Shalahuddin
al Ayyubi, hendaklah kita berusaha dengan tekad dan kuat dalam mensyiarkan
agama Islam agar upaya kristenisasi tidak akan berkembang lagi, dan Islam juga
tetap konsisten di zaman yang sudah modern sekarang. Sebaliknya, kehidupan umat manusia saat ini justru hawa nafsu lebih
mendonasi ketimbang moral dan akal, yang terkadang memperlemah semangat
keimanan umat Islam. Maka dari itu, sebagai langkah awal yang sederhana
peringatan maulid Nabi Muhammad SAW menjadi sangat penting.
D. MENELADANI SIKAP KEPERWIRAAN SALAHUDDIN AL-AYYUBIYAH
Namanya telah terpateri di hati sanubari pejuang
Muslim yang memiliki jiwa patriotik dan heroik, telah terlanjur terpahat dalam
sejarah perjuangan umat Islam karena telah mampu menyapu bersih,
menghancurleburkan tentara salib yang merupakan gabungan pilihan dari seluruh
benua Eropa.
Konon guna membangkitkan kembali ruh jihad
atau semangat di kalangan Islam yang saat itu telah tidur nyenyak dan telah
lupa akan tongkat estafet yang telah diwariskan oleh Nabi Muhammad saw., maka
Salahuddinlah yang mencetuskan ide dirayakannya kelahiran Nabi Muhammad
saw. Melalui media peringatan itu dibeberkanlah sikap ksatria dan
kepahlawanan pantang menyerah yang ditunjukkan melalui “Siratun Nabawiyah”.
Hingga kini peringatan itu menjadi tradisi dan membudaya di kalangan umat
Islam.
Jarang
sekali dunia menyaksikan sikap patriotik dan heroik bergabung menyatu dengan
sifat perikemanusian seperti yang terdapat dalam diri pejuang besar itu. Rasa
tanggung jawab terhadap agama (Islam) telah ia baktikan dan buktikan dalam
menghadapi serbuan tentara ke tanah suci Palestina selama dua puluh tahun, dan
akhirnya dengan kegigihan, keampuhan dan kemampuannya dapat memukul mundur
tentara Eropa di bawah pimpinan Richard Lionheart dari Inggris.
Shalahudin al Ayyubi juga merupakan
panglima perang Muslim yang dihormati kawan dan dikagumi lawan karena akhlaknya
dan tindakannya yang tangguh tetapi tetap mengakui hak asasi manusia dalam
setiap peperangan yang dilakukannya. Sikap keperwiraan Shalahudin al Ayyubi
lainnya yang baik dicontoh adalah:
1.
Membela
agama dan rakyat
2.
Memadamkan
pemberontakan
3.
Menghadapi
tentara salib
4.
Mempertahankan
agama dan negara
E . Perkembangan
Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa Dinasti Al-Ayyubiyah
Shalahudin tak hanya dikenal di dunia Islam,
tetapi juga peradaban Barat. Sosoknya begitu mempesona. Ia adalah pemimpin yang
dihormati kawan dan dikagumi lawan. Di era keemasannya, dinasti ini menguasai
wilayah Mesir, Damaskus, Aleppo, Diyarbakr, serta Yaman. Masa dinasti ini pula perkembangan wakaf
sangat menggembirakan, wakaf
tidak hanya terbatas pada benda tidak bergerak, tapi juga benda bergerak
semisal wakaf tunai. Tahun 1178 M/572 H, dalam rangka menyejahterakan ulama dan
kepentingan misi mazhab
Sunni, Salahuddin Al-Ayyubi menetapkan kebijakan bahwa orang Kristen yang
datang dari Iskandar untuk berdagang wajib membayar bea cukai. Tidak ada
penjelasan, orang Kristen yang datang dari Iskandar itu membayar bea cukai
dalam bentuk barang atau uang, namun lazimnya bea cukai dibayar dengan menggunakan
uang.
Uang
hasil pembKemajuan suatu negara dapat dilihat
dari kemajuan peradabannya pada saat itu, sebagaimana islam pada zaman
pemerintahan Shalahudin al-Ayyubi. Dalam literatur yang kami baca perbedaan
dalam masalah kemajuan yang terjadi pada dinasti Ayyubiyah. Philip K. Hitti
dalam bukunya History of Arabs menyatakan bahwa selama dinasti Ayyubiyah
berdiri, kemajuan peradaban kurang bisa dirasakan. Kebanyakan peradaban yang
ada adalah peninggalan dari dinasti sebelumnya yaitu dinasti Fatimiah dan pada
pemerintahan Nur al-Din, hal tersebut disebabkan karena pada masa dinasti ini
memang fokus utama perkembangan islam adalah pada pertahanan dan perlawan atas
tentara salib yang telah mengobarkan genderang peperangan dengan umat Islam.
Namun walaupun demikian semangat perjua
ngan dinasti Ayyubiyah sedikit
banyak juga memberikan andil atau sumbangan peradaban pada Islam. Pada saat
kepemimpinan Shalahudin al-Ayyubi islam mengalami beberapa kemajuan dalam
berbagai bidang diantaranya :
ayaran
bea cukai itu dikumpulkan dan diwakafkan kepada para fuqaha’ dan para
keturunannya.
Sebagaimana dinasti-dinasti
sebelumnya, Dinasti Ayyubiyah pun mencapai kemajuan yang gemilang dan mempunyai
beberapa peninggalan bersejarah. Kemajuan-kemajuan itu mencakup berbagai bidang, diantaranya adalah
:
1. Bidang pendidikan
Salah satu misi dari Shalahuddin al-Ayyubi dalam kepemimpinannya adalah
merubah islam Syi’ah yang didominasi pada zaman dinasti Fatimiah, bahkan pada
saat itu terlalu jauh syi’ah yang di anut pada taraf Syi’ah kebatinan, yang di
anggap oleh Shalhuddin al-Ayyubi sudah sangat melenceng dari ajaran Islam. Misi
beliau adalah merubah islam Syia’ah pada ajaran ahlussunah wal jama’ah yaitu
Islam Sunni. Sehingga jalur pendidikanlah jalan yang strategis untuk
menghapus aliran tersebut. Usaha yang dilakukan oleh Shalhuddin al-Ayyubi adalah dengan membangun
banyak madrasah. Beliaulah yang memperkenalkan madrasah ke negeri Yerusalem dan
Mesir. Contoh madrasah yang terbaik pada masa itu adalah masjid-sekolah Sultan
Hasan di Kairo. Salah satunya yang terkenal dalah membangun madrasah
universitas yang dinamai dengan namanya sendiri yaitu universitas
al-Shalahiyyah di Mesir untuk madzhab Syafi’i.
Selain itu, pada tahun 572 H
juga dibangun universitas madzhab Hanafi yang dikenal dengan universitas
As-Suf’ah. Membangun banyak toko buku yang tersebar di wilayah Mesir sehingga
para pelajar mudah untuk membeli buku-buku yang dibutuhkan.
Perkembangan
ilmu pengetahuan juga mengalami perkembangan, kita kenal Musa Ibnu Maymun,
orang yahudi yang dikenal juga sebagai Maemoonides, seorang ahli dalam bidang
kedokteran yang menjadi dokter pribadi Shalhuddin al-Ayyubi.
Pemerintahan dinasti ayyubiyah telah berhasil
menjadikan damaskus sebagai kota pendidikan hal ini ditandai dengan dibangunnya
dar al hadis al kamilah pada tahun 1222M dan madrasha ash shauhiyyaha pada
tahun 1239M. Dar al hadis al kamilah dibangun untuk mengajarkan pokok-pokok
hukum yang secara umum terdapat didalam mazhab hukum sunni. Adapun madrasha ash
shauhiyyaha berperan sebagai pusat pengajaran empat mazhab.
2. Bidang arsitektur
Penguasa Ayyubiyah telah
berhasil menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan. Ini ditandai dengan
dibangunnya Madrasah al–Shauhiyyah tahun 1239 M sebagai pusat pengajaran empat
madzhab hukum dalam sebuah lembaga Madrasah. Dibangunnya Dar al Hadist al-Kamillah
juga dibangun (1222 M) untuk mengajarkan pokok-pokok hukum yang secara umum
terdapat diberbagai madzhab hukum sunni. Sedangkan dalam bidang arsitek dapat
dilihat pada monumen Bangsa Arab, bangunan masjid di Beirut yang mirip gereja,
serta istana-istana yang dibangun menyerupai gereja. Shalahuddin juga membangun
benteng setelah menyadari bahwa ancaman pasukan salib akan terus menghantui,
maka tugas utama dia adalah mengamankan Kairo dan sekitarnya (Fustat).
Penasihat militernya saat itu mengatakan bahwa Kairo dan Fustat masing-masing
membutuhkan benteng pertahanan, tapi Shalahuddin memiliki ide brilian, bahwa
dia akan membangun benteng strategis yang melindungi secara total kotanya.
Selanjutnya, dia memerintahkan untuk membangun benteng kokoh dan besar diatas
bukit Muqattam yang melindungi dua kota sekaligus Kairo dan Fustat.
Proyek besar Citadel dimulai
pada 1176 M dibawah Amir Bahauddin Qaraqush. Shalahuddin juga membangun dinding
yang memagari Kairo sebagai kota residen bani Fatimiyyah, sekaligus juga
memagari benteng kebesarannya serta Qata’i-al Fustat yang saat itu merupakan
pusat ekonomi Kairo terbesar. Selain itu, juga berdiri masjid agung di Sulaiman yang dimulai pembangunannya sejak dinasti
Umayyah pada 717 M, masjid agung Aleppo hingga kini masih menjadi salah satu
karya besar arsitektur di dunia muslim. Di masjid agung Aleppo terdapat makam
Nabi Zakaria dan di Damaskus terdapat makam Nabi Yahya. Bentuk dan konstruksi
masjid agung Damaskus dari dulu hingga kini masih terjaga, sementara masjid
Aleppo sudah banyak mengalami perubahan dari bentuk aslinya karena sempat diguncang
gempa bumi dan dihancurkan oleh serangan Bizantium dan tentara Mongol. Meski
tak lagi mewarisi struktur masjid peninggalan bani umayyah, namun masjid agung
Aleppo sangat dikenal sebagai masterpiece dalam dunia islam, karena mewarisi
sentuhan beragam dinasti islam yang pernah Berjaya.
Kemajuan dalam bidang arsitektur dapat dilihat
pada monumen bangsa arab, bangunan masjid dibeirut yang mirip gereja dan
istana-istana yang menyerupai gereja.
3. Bidang filsafat dan keilmuan
Bukti kongkrit dari kemajuan filsafat dan
keilmuan pada dinasti ayyubiyah adalah adelasd of bath, karya-karya orang arab
tentang astronomi dan geometri, penerjemahan bidang kedokteran. Pada bidang
kedokteran juga telah didirikan sebuah rumah sakit bagi orang yang menderita
cacat pikiran.
4. Bidang industri
Kemajuan dinasti ayyubiyah dibidang industri
dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh seorang siriya yang lebih canggih
dibanding buatan orang barat. Terdapat pabrik karpet, pabrik kain dan pabrik gelas.
5. Bidang ekonomi dan
perdagangan
Dalam hal perekonomian dinasti bekerja sama
dengan penguasa muslim diwilayah lain. Disamping itu, ia juga menggalakkan
perdagangan dengan kota-kota dilaut tengah, lautan hindia dan menyempurnakan
sistim perpajakan. Pada bidang perdagangan, dinasti ini membawa pengaruh bagi
eropa dan negara-negara yang dikuasainya. Dieropa terdapat perdagangan
agriculture dan industri. Hal ini menimbulkan perdagangan internasional melalui
jalur laut, sejak saat itu dunia ekonomi dan perdangan sudah mengguakan sistem
kredit, bank termasuk Letter of Credit (lc), bahkan ketika itu sudah ada uang
yang terbuat dari emas. Selain itu juga dimulai percetakan mata uang dirham
campuran (fulus). Percetakan fulus yang merupakan mata uang dari tembaga
dimulai pada masa pemerintahan sultan muhammad al kamil ibn al adil al ayyubi,
percetakan unag fulus tersebut dimaksudkan sebagai alat tukar terhadap
barang-barang yang tidak signifikan denga rasio 48 fulus untuk setiap
dirhamnya.
6. Bidang militer
Pada masa pemerintahan
salahuddin, kekuatan militernya terkenal sangat tangguh. Pasukannya diperkuat
oleh pasukan Barbar, turki dan afrika. Ia juga membangun tembok kota di kairo
dan muqattam sebagai benteng pertahanan. Selain memiliki alat-alat perang
seperti kuda pedang dan panah dinasti ini juga memiliki burung elang sebagai
kepala burung-burung dalam peperangan. Disamping itu adanya perang salib
membawa dampak positif, keuntungan dibidang industri, perdagangan dan
intelektual misalnya dengan adanya irigasi.
7. Bidang kebudayaan
Salahuddin
al ayyubi menjadi tokoh yang meneladankan satu konsep dan budaya, yaitu
perayaan hari lahir nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud
atau maulid. Maulud atau maulid ini berasal dari kata milad yang berarti
tahun dan bermakna seperti pada istilah ulang tahun.
F. Para penguasa dinasti al ayyubiyyah dan
pemerintahannya
Para penguasa Dinansti Al- Ayyubiyah terdiri atas:
1.
Salahuddin Al-Ayyubi
(564 H/1169 M – 589 H/1193 M)
2.
Malik Al-Aziz
‘Imaduddin (589 H/1193 M – 595 H/1198 M)
3.
Malik Al-Mansur
Nasiruddin (595 H/1198 M – 595 H/1200 M)
4.
Malik Al-‘Adil
Sifuddin, pemerintahan I (596 H/ 1200 M – 1200 H/1218 M)
5.
Malik Al-Kamil Muhammad
(615 H/1218 M – 635 H/1238 M)
6.
Malik Al-‘Adil
Saifuddin, pemerintahan II (635 H/1238 M – 637 H/1240 M)
7.
Malik As-Saleh Najmudin
(637 H/1240 M – 647 H/1229)
8.
Malik Al-Mu’azzam
Turansyah (647 H/1249 M)
9.
Malik Al-Asyraf
Muzaffaruddin (647 H/1249 M – 650 H/1252 M)
Perjalanan politik Slauddin Al-Ayyubi dimulai
dari masa muda yang selalu ikut berperang mendampingi ayahnya bernama Najmuddin
bin Ayyub. Lehih-lebih ketika Slahuddin ikut ekspedisi dengan pamannya ke
Mesir. Lima tahun kemudian (1169 M), ia menaklukkan khalifah terakhir dari
dinasti Fatimiyah, bernama al-addid (1160-1171).
Sejak itu, ia menghapus tradisi mendo’akan
khalifah Fatimiyah dalam khotbah Jum’at dan menggantikannya dengan mendo’akan
Khalifah Abbasiyah, Al-Muhtadi (566 H/1170 M – 575 H/1180 M).
Sebagian besar hidup
salahuddin dicurahkan untuk melawan pasukan Salib. Dalam hal ini pada tahun
1170 M. salahuddin berhasil menaklukkan wilayah Masyhad dari tangan Rasyidin
Sinan. Kemudian, pada tanggal 1, 3 dan 4 Juli 1187 M, ia berhasil merebut
Tiberias dan melancarkan Hattin untuk menangkis serangan pasukan Salib.
Dalam peperangan ini,
pasukan Prancis berhasil dihancurka
G. Berakhirnya
Dinasti Ayyubiyah
Sebelum wafat Salahuddin Al-Ayyubi membagi kekuasaanya kepada pewarisnya,
yaitu anak-anak dan saudaranya. Namun perselisihan dan pertikaian tak bisa
dihindari diantara para pewarisnya.
Perselisihan terus terjadi, Dinasti Ayyubiyah di Mesir dan Damaskus selalu
bersaing untuk memperebutkan wilayah Syiria. Akibat perselisihan ini, beberapa
kota yang dulu dikuasai Salahuddin lepas ketangan pasukan salib. Dan yang
kemudian berhasil mengembalikan Yerussalem ketangan umat Islam adalah Khawariz.
Runtuhnya dinasti ayyubiyah dimulai pada masa
pemrintahan sultan ash shalih. Pada masa pemerintahan ash shalih terjadi
serangan pasukan budak (mamluk) dari turki yang berhasil merebut kekuasaan
dimesir. Walupun sebelumnya pasukannya berhasil menaklukan perang salib ke enam
yang dipimpin ranja perancis ST Louis, Setelah ash shalih meninggal pada
tahun 1249M, kaum mamluk mengangkat istri ash shalih, syajarat ad durr sebagai
sultan. Dengan demikian berakhirlah pemerintahan dinasti ayyubiyah dimesir. Meskipun
demikian dinasti ayyubiyah masih berkuasa disuryah. Pada tahun 1260M tentara
mongol hendak menyerbu mesir. Komando tentara islam dipegang oleh qutuz,
panglima perang mamluk. Dalam pertempuran diain jalut, qutuz berhasil
mengalahkan tentara mongol dengan gemilang. Selanjutnya, qutuz mengambil alih
kekuasaan dinasti ayyubiyah. Sejak itu, berakhirlah kekuasaan dinasti
ayyubiyah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Shalahudin Yusuf al-Ayyubi adalah Pendiri Dinasti Ayyubiyah (567 – 648 H / 1171 – 1250 M) yang berdiri di atas
sisa-sisa Dinasti Fatimiyah di
Mesir yang bercorak Syi’i dan ia ingin mengembalikannya ke faham sunni Ahlu Sunnah wal
Jama’ah. Shalahudin mengadakan serangan ke Mesir
untuk segera mengambil alih Mesir dari kekuasaan Fatimiyah yang jelas tidak
akan mampu mempertahankan diri dari serangan Tentara Salib.
2. Dinasti Ayyubiyah mencapai kemajuan yang gemilang mencakup di berbagai
bidang, yaitu: bidang arsitektur dan pendidikan, bidang filsafat dan keilmuan,
bidang industri, perdagangan, dan militer.
3. Shalahudin al-Ayyubi sangat memperhatikan pendidikan dan
pengetahuan. Sehingga bermunculan tokoh-tokoh ilmuwan dari berbagai disiplin
ilmu seperti ilmu Fiqih, kedokteran, filsafat, bahasa, sejarah, dan lain-lain.
4. Sikap tegas Shalahuddin yang
langsung mencopot jabatan para amir yang lemah di mana keberadaan mereka justru
mengganggu gerakan jihad yang mulai digelar olehnya, para aparatur yang
melakukan korupsi, dan yang bersekongkol dengan penjahat dan perampok.
5. Shalahudin al Ayyubi
adalah seorang muslim yang tahu akan agamanya dan kosekuen dengannya, tahu
hak-hak saudaranya kaum Muslimin kemudian menunaikannya, dan hak tanah airnya kemudian mempertahankannya.
B. Saran
Demikianlah makalah yang telah saya susun
tentunya dalam hal ini masih banyak kekurangan, saya harap makalah ini dapat
menambah wawasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan untuk perbaikan makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok,
Jaih. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Bani Kuraisy.
http://zudi-pranata.blogspot.com/2013/03/perkembangan-islam-pada-masa-dinasti-al.html
Mubarok, Jaih. 2004. Sejarah
Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Bani Kuraisy.
Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban
Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Abdullah, dkk.Taufik.Ensiklopedia
Tematis Dunia Islam Jilid II. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002.
Al-Usairy, Ahmad. Sejarah
Islam. Jakarta: Akbar Media, 2013.Hitti, Philip K. History of the Arabs.
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008.Karim, M. Abdul. Sejarah Pemikiran dan
Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Publiser.2009.
Ibrahim,
Qasim dan Msuhammad A. Saleh. Buku Pintar Sejarah Islam. Jakarta: Zaman,
2014.
0 Response to "Makalah Perkembangan Masyarakat Islam Pada Masa Dinasti Ayyubiyyah"
Post a Comment