Makalah Wahyu dan Al-Qur'an
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi umat
Islam, percaya akan adanya kitab-kitab Allah SWT merupakan salah satu dari
ajaran-ajaran dasar dalam Islam. Orang Islam yang tidak percaya adanya
kitab-kitab Allah SWT, tidaklah disebut mukmin. Dalam Al-Qur’an disebutkan ada
empat macam Kitab Allah SWT yang telah diwahyukan kepada para rasul, yaitu
Zabur kepada Nabi Daud a.s., Taurat kepada Nabi Musa a.s., Injil kepada Nabi
Isa a.s., dan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW.
Al
Qur’an yang telah diturunkan beberapa abad yang lalu, tepatnya pada
tahun ke-40 dari lahirnya nabi Muhammad SAW. Kemujmalan Al Qur’an juga
merupakan sebuah misteri, mengapa Allah harus mengeluarkan firmannya dalam
bentuk bahasa yang mujmal, bukankah dengan kemujmalan makna Al Qur’an dapat
mempersulit setiap muslim untuk mempelajari Al Qur’an?.Padahal Al Qur’an
merupakan sumber utama dalam penentuan hukum Islam. Seandainya Al Qur’an dapat
dengan mudah dipahami tanpa adanya makna-makna yang ambigu dan sulit, tetunya
setiap muslim dapat mengetahui alasan-alasan atau dasar-dasar pijakan setiap
amaliyah mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian wahyu dan al-qur’an?
2. Apa saja nama-nama Al-Qur’an?
3. Bagaimana cara alqu’an diwahyukan?
4. Bagaimana kedudukan alqur’an ?
C. Tujuan Masalah
1. Dapat mengetahui pengertian wahyu dan alqur’an
2. Dapat menyebutkan nama-nama Al-Qur’an
3. Dapat mengetahui cara alqur’an diwahyukan
4. Dapat mengetahui kedudukan alqur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wahyu dan Al-qur’an
Menurut bahasa
wahyu berarti: swsuatu perkataan yang tersembunyi dari orang lain, tulisan atau
yang tertulis, perutusan, ilham, perintah, tanda isyarat. Wahyu berasal dari
kata auhaa sama dengan auma yang berarti memberi tanda atau isyarat, atau
berasal dari wahha yang berarti memberi wahyu, materi kalimat ini terdiri dari
dua makna dasar: tersembunyi dan cepat, maka dikatakan dalam pengeriannya
sebagai isim maf’ul: faham yang cepat, khusus ditujukan pada penerima dan
tersembunyi dari yang lain atau berita apa yang diturunkan kepada Nabi-nabi
berupa berita gaib, hukum-hukum dan hikmah-hikmah kebijaksanaan.[1]
Dalam
pengertian isim mashdar wahyu berarti:
1. Ilham budi untuk manusia: seperti wahyu kepada Ibu Musa as. :
“Dan telah Kami Ilhamkan kepada Ibu Musa untuk
memeliharanya” (QS.al-Qosos 28 : 7)
2. Ilham instinctif untuk hewan, seperti wahyu kepada hewan :
“Dan TuhanMu telah menyampaikan (ilham) kepada Lebah
:”Buatlah sarang di bukit-bukit, di pohon kayu, dan di rumah-rumah yang
didirikan manusia” (QS. An-Nahl 16 : 68)
3. Isyarat yang tepadat dalam bentuk rumus dan rahasia seperti wahyu kepada
Nabi Zakaria yang di ceritakan dalam Al-Qur’an :
“Maka keluarlah ia dari mihrabnya dan memberi isyarat
kepada mereka : [2]“Hendaklah
kamu memuji (bertasbih) setiap pagi dan petang” (QS. Mariyam 19:11)
4. Biskan syetan dan rayuannya kepada manusia :
“sesungguhnya syetan-syetan itu membisikan kepada
kawan-kawanya agar mereka membantah kamu” (QS al-Ana’m 6:112)
5. Apa yang di perintakan Allah kepada Malaikat untuk mereka kerjakan :
“ingatlah ketika Tuahanmu mewahyukan kepada para
malaikat sesungguhnya aku bersama kamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang
yang beriman” (QS.al-Anfal 8 : 12)
Menurut
terminologinya : wahyu ialah isyarat yang cepat, yang di dapat dengan perkataan
dalam bentuk pernyataan atau rumus (yang hanya dimengerti oleh penerimaan),
Menurut Rasyid “kata wahyu mempunyai arti umum, yang di pakai untuk pengertian
untuk pengertian beberapa macam bentuk pemberitahuan yang halus dan khusus”.
Dan wahyu Allah kepada para Nabi menurut syariah telah kita ketahui ialah :
pemberitahuan tentang syariat. Pengertian ini serupa dengan pengertian wahyu
sebagai ismul maf’ul. 2
Sementara
Muhammad Addulah menyimpulkan dalam risalah tauhid. “ Pengertian yang diketahui
oleh seseorang dari dirinya dengan keyakinan bahwa pengetahuan itu dari Allah
dengan perantara maupun tidak, pertama diturunkan seperti suara yang semisal
dengan apa yang di sampaikannya atau tanpa suara.
Sedangkan
pengertian AL-Qur’an adalah kata Al-Qur’an dalam bahasa arab merupakan masdar
dari kata Qara’a yang secara etimologis brarti bacaan, dan atau apa yang
tertulis padanya. Subjek dari kata Qara’a berupa isim fa’il maqru’, seprti
terdapat dalam firman Allah SWT. Surat Al-Qiyamah ayat 17-18:
Artinya : “sesungguhnya atas tanggungan kami-lah
mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami
telah selsai membacakannya maka ikutlah bacaaanya itu”.
Al-Qur’an merupakan nama kitab suci Allah SWT. Yang di
turunkan kepada nabi Muhammad SAW. Dengan perantaran malaikat Jibril.
|
2Abdul waham khalaf, ilmu ushuludin fiqih, majlisul ala –andalusi lid
da’watil islamiyah, Jakarta, 1972
B. Nama-nama Al-Qur’an
Dalam kajian
ushul fiqh, Al-qur’an juga disebut dengan beberapa nama seperti :
a. Al-kitab, artinya tulisan atau buku. Arti ini mengingatkan pada kita kaum
muslimin agar alquran dibukukan atau ditulis menjadi suatu buku.
Kata tersbut antara lain dapat di jumpai dalam surah
Al-baqarah ayat 2 :
Artinya : “Kitab (Al-qur’an) ini tidak ada karanguan
padanya; petunjuknya bagi mereka yang bertakwa.”
Juga firman Allah SWT, dalam surah Al-An’am ayat 114 :
Artinya : “maka patutkah aku mencari hakim selain
Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan
terperinci? Orang-orang yang kami datangkan kitab kepada mereka, mereka
mengetahui bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka
jangan lah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.”
b. Al-furqon, artinya pembeda. Hal ini mengingatkan pada kita agar dalam
mencari garis pemisah antara yang hak dan yang batil, yang baik dan yang buruk
haruslah merujuk kepadanya. Hal ini menujukan bahwa Al-qur’an membedakan
sesuatu antara yang hak dan yang batil. Ini dapat kita jumpai antara lain dalam
Firman Allah SWT. Surat Al-furqon ayat : 1
Artinya : “Maha suci Allah yang telah menurunkan
Al-Furqon (yaitu Al-qur’an) kepada hambanya, agar dia menjadi pemberi
peringatan kepada seluruh alam.”
c. Al-zikr, artinya Ingat. Arti ini menujukan bahawa alquran brisi peringatan
agar tuntutannya selalu di ingat dalam melakukan setiap tindakan. Hal ini dapat
kita temukan dalam surat Al-Hijr ayat : 9
Artinya : “ sesungguhanya kami lah yang menurunkan
Al-qur’an, dan sesungguhnya kami benar-benar memiliharanya.”
d. Al-Huda, artinya petunjuk. Arti ini mengingatkan bahwa petunjuk tentang
kebenaran hanyalah petunjuk yang diberikanya atau yang mempunyai rujukan kepada
Al-qur’an.
Sedangkan
pendapat yang lainnya di dalam buku studi ulumur Qur’an halaman 24 yaitu
terdiri dari
a. Al-furqon
b. Al-kitab
c. Ad-zikr
d. At-tanziel( yang di turunkan)
C. Cara Al-qur’an di wahyukan
a. Melalu malaikat
Telah
diterangkan dalam Al-qur’an mengenai turunya wahyu kepada para malaikat :
Artinya : “ dan
ketika Tuhanmu berkata kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan khalifah dimuka bumi” mereka lalu berkata :”apakah Engkau akan
menciptakan orang yang merusak dan menumpahkan darah di dalamnya( QS.
Al-baqarah 2:30)
Dan perintah
Allah pada para malaikat:
Artinya : “
Ketika Tuhamu mewahyukan kepada malaikat bahwa sesungguhnya Aku bersama meraka
maka teguhlah bersama orang-orang yang beriman (QS. Al-anfal 8:12)
Dan perintah
Allah pada mereka untuk mengurus alam semesta:
Artinya : “ dan
malaikat-malaikat membagi urusan (QS.Adz-dzariyat 51:4)
Artinya : “ dan
demi malaikat-malaikat yang mengatur urusan dunia (QS. An-najiat 79:5)
Nash ini
menunjukan bahwa para malaikat mendapatkan wahyu dari Allah tanpa melalui
perantaraan hal ini diperkuat oleh hadist yang artinya sebagai berikut: [3]
“ Dari Nuwas bin saman ra. Barkata: Apa bila Allah
mengehendaki untuk mewahyukan suatau perkara ia akan berbicara dengan wahyu,
langitpun bergetar dengan getaran yang dasyat atau di katakan dengan guncangan
karena takut kepada Allah Azza wa jallah, dan apabila mereka mendengarkan hal
itu para penduduk langit tidak sadarkan diri dan bertekuk lutut sujud kepada
Allah, maka yang pertama kali yang mengangkat kepalanya adalah israel, maka
Allah membicarakanya wahnyunya dengan apa yang di kehendaki...(HR. Thabrani)
b. Melalui Rasul
Allha mewahyukan kepada rasul-rasulnya dengan perantara
atau tanpa perantara, metode turunya wahyu :
1. Wahyu diturunkan secara langsung yaitu melalai mimpi
2. Diturunkan dari belakang hijab yaitu di antaranya kalam Allah diturunkan
dari belakang aling-aling (hijab) tanpa perantara dan dalam keadaan sadar
3. Mengutus malaika yaitu dengan perantara Jibriel as. Allah menurunkan
WahyuNYA kepada para Nabi melalui perantara malaikat ini dengan dua hal yaitu :
a) Datang seperti dengungan bel dan suara yang kuat memperngaruhi
konsentrasinya sehingga seluruh kekuatan jiwa dan raga dipersiapkan untuk
menerima wahyu tersebut.
b) Malaikat berwujud seprti seorang manusia laki-laki.
D. Kedudukan Al quran
Al-Qur’an
sebagai kitab Allah SWT menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari
seluruh ajaran Islam, baik yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya
sendiri, hubungan manusia dengan Allah SWT,hubungan manusia dengan sesamanya,
dan hubungan manusia dengan alam.
Dalil naqli bahwa Al-Qur;an merupakan sumber hukum
islam yang pertama dan utama antara lain Q.S. An-Nisa, 4:59
“ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”.
Dan Q.S. An-Nisa, 4:105.“Sesungguhnya Kami telah
menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili
antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah
kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela)
orang-orang yang khianat”.
Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan
dengan pencurian yang dilakukan Thu'mahdania Menyembunyikan barang curian itu
di rumah seorang Yahudi. Thu'mah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh
bahwa yang mencuri barang itu orang Yahudi.hal ini diajukan oleh
kerabat-kerabat Thu'mah kepada Nabis.a.w. dan mereka meminta agar Nabi membela
Thu'mah dan menghukum orang-orang Yahudi, Kendati pun mereka tahu bahwa yang
mencuri barang itu ialah Thu'mah, Nabi sendiri Hampir-hampir membenarkan
tuduhan Thu'mah dan kerabatnya itu terhadap orang Yahudi.
Hadis yang menjelaskan bahwa Al-Qur'an merupakan sumber hukum islam yang pertama dan utama adalah hadis riwayat Turmuzi dan Abu Daud yang berisi dialog, antara Rasulullah dengan sahabatnya Mu'az bin Jabal, gubernur Yaman, sebagaimana sudah dikemukakan terdahulu.
Hadis yang menjelaskan bahwa Al-Qur'an merupakan sumber hukum islam yang pertama dan utama adalah hadis riwayat Turmuzi dan Abu Daud yang berisi dialog, antara Rasulullah dengan sahabatnya Mu'az bin Jabal, gubernur Yaman, sebagaimana sudah dikemukakan terdahulu.
Para ulama Islam berpendapat bahwa hadis menempati
kedudukan pada tingkat kedua sebagai sumber hukum Islam setelah
Al-Qur’an.Mereka beralasan kepada dalil dalil. Al-Qur’an surah
Ali-’Imran,3:132“Dan taatilah Allah danrasul, supaya kamu diberi rahmat”.
Dan di surah Al-Ahzab,33:36“Dan tidaklah patut bagi
laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka
pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan Barang siapa mendurhakai Allah
dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.” [4]
Di dalam sumber
lain mengatakan kedudukan sebagai berikut:
a) Kitabul Nabawalakhbar (Berita dan Kabar), QS. An Naba’
b) Kitabul Hukm iwasyariat (Kitab Hukum Syariah), QS. Al Maidah (5) : 49-5
c) Kitabul Jihad, QS. Al An kabut (29) : 69
d) Kitabul Tarbiyah, QS. Ali Imran (3) : 79
e) Minhajul Hayah (Pedoman Hidup),
f) Kitabul Ilmi, QS. Al Alaq (96) : 1-5
Konsep siinilah
yang pada akhirnya dapat mengeluarkan umat manusia dari kejahiliyahan menuju
cahaya Islam.Dari kondisi tidak bermoral menjadi memiliki moral yang sangat
mulia dan sejarah telah membuktikan hal ini terjadi pada sahabat Rasulullah
SAW.
Sayid Qutub mengemukakan (1993 : 14 – 23) , terdapat
tiga hal yang melatar belakangi parasahabat sehingga mereka dapat menjadi
khairul qurun, yang tiada duanya di dunia ini. Secara ringkasnya adalah sebagai
berikut :
pertama, karena
mereka menjadikan Al-Qur'an sebagai satu-satunya sumber petunjuk jalan, guna
menjadi pegangan hidup mereka, dan mereka membuang jauh-jauh berbagai sumber
lainnya.
Kedua, ketika
mereka membacanya, mereka tidak memiliki tujuan untuk tsaqofah, pengetahuan,
menikmati keindahannya dan lain sebainya. Namun mereka membacanya hanya untuk
mengimplementasikan apa yang diinginkan oleh Allah dalam kehidupan
mereka.
Ketiga,
merekamembuangjauh-jauhsegalahal yang berhubungandenganmasalaluketikajahiliah.Merekamemandangbahwa
Islam merupakantitiktolakperubahan, yang samasekaliterpisahdenganmasalalu, baik
yang bersifatpemikiranmaupunbudaya.
Denganketigahalinilah, generasisahabatmunculsebagaigenerasiterindah yang pernahterlahirkeduniaini.Disebabkankarena ‘ketotalitasan’ merekaketikaberinteraksidengan Al-Qur’an, yang dilandasisebuahkeyakinan yang sangatmengakardalamlubuksanubarimereka yang teramatdalam, bahwahanya Al-Qur’an lahsatu-satunyapedomanhidup yang mampumengantarkanmanusiapadakebahagiaanhakikibaik di duniamaupun di akhirat.
Denganketigahalinilah, generasisahabatmunculsebagaigenerasiterindah yang pernahterlahirkeduniaini.Disebabkankarena ‘ketotalitasan’ merekaketikaberinteraksidengan Al-Qur’an, yang dilandasisebuahkeyakinan yang sangatmengakardalamlubuksanubarimereka yang teramatdalam, bahwahanya Al-Qur’an lahsatu-satunyapedomanhidup yang mampumengantarkanmanusiapadakebahagiaanhakikibaik di duniamaupun di akhirat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut bahasa
wahyu berarti: swsuatu perkataan yang tersembunyi dari orang lain, tulisan atau
yang tertulis, perutusan, ilham, perintah, tanda isyarat. Wahyu berasal dari
kata auhaa sama dengan auma yang berarti memberi tanda atau isyarat, atau
berasal dari wahha yang berarti memberi wahyu, materi kalimat ini terdiri dari
dua makna dasar: tersembunyi dan cepat, maka dikatakan dalam pengeriannya
sebagai isim maf’ul: faham yang cepat, khusus ditujukan pada penerima dan
tersembunyi dari yang lain atau berita apa yang diturunkan kepada Nabi-nabi
berupa berita gaib, hukum-hukum dan hikmah-hikmah kebijaksanaan.
Metode turunya
wahyu :
a. Wahyu diturunkan secara langsung yaitu melalai mimpi
b. Diturunkan dari belakang hijab yaitu di antaranya kalam Allah diturunkan
dari belakang aling-aling (hijab) tanpa perantara dan dalam keadaan sadar
c. Mengutus malaika yaitu dengan perantara Jibriel as. Allah menurunkan
WahyuNYA kepada para Nabi melalui perantara malaikat ini dengan dua hal yaitu :
d. Datang seperti dengungan bel dan suara yang kuat memperngaruhi
konsentrasinya sehingga seluruh kekuatan jiwa dan raga dipersiapkan untuk
menerima wahyu tersebut.
e. Malaikat berwujud seprti seorang manusia laki-laki.
DAFTAR PUSTAKA
Shalahuddin Hamid, Stusy Ulumul Qur’an, Intimedia,
Jakarta : 2002.
Abdul waham khalaf, ilmu ushuludin fiqih,
majlisul ala –andalusi lid da’watil islamiyah, Jakarta, 1972
Abdussami ahmad imam, kitabul mujaz fi al-fiqh
al-muqarin,tabah wal matba’ah, muhammadiyah, kairo, tt
Abdus salam bin umar, buhgyatul mustarsyidin,
maktabah al-mashad husainiyah, kairo tt
[3] Abdussami ahmad
imam, kitabul mujaz fi al-fiqh al-muqarin,tabah wal matba’ah, muhammadiyah,
kairo, tt
0 Response to "Makalah Wahyu dan Al-Qur'an"
Post a Comment